Saturday, November 15, 2014

A Note for Apap

Assalamualaikum, 

Seorang laki laki yang kukenal dari masa SMA.. tinggi tegap berkulit putih, selalu mencuri perhatian tiap kali lewat disebrang kelas. Yang menarik darinya adalah, entah kenapa tiap jalan matanya selalu lurus ke depan.. jarang sekali melihatnya jalan sambil ramah tamah nengok kekiri dan kekanan.. 1 kata, pe na sa ran. 


Sampai pada akhirnya Allah pun memberikan jalan untuk kita kenal lebih jauh. Menjadi teman sekelas pada saat kelas 2 SMA. Bayangkan, 2 SMA! 10 tahun yang lalu. Laki laki ini tetap mencuri perhatianku dengan sikapnya yang jarang bicara, tapi sekalinya bicara bikin sekelas tertawa. Kocak. Rupanya dia pun mungkin sama penasarannya juga denganku (asekk geer), kemudian pendekatan pun dilancarkan. Dimulai dari minjem alat tulis (ini sebenernya gak make sense secara dia duduknya jauh bgt dari tempat dudukku) yang mana dia bisa aja pinjem dari temen sebangkunya, yang duduk didepannya atau dibelakangnya.. yaa namanya juga usaha kali ya.. hehe.. Lanjut dengan belajar bersama (lebih tepatnya nebeng ngerjain PR) dan lainnya.. sampai pada akhirnya dia memutuskan untuk menyatakan cinta, dengan menuliskan I love U ditelapak tanganku. Sejak hari itu, kami pun menjalani hubungan kami dengan apa adanya. 
6 tahun sudah dijalani bersama, up and down nya pun dilalui dengan lancar dan gak lancar. Bukan waktu yang sebentar untuk proses pengenalan ya.. sampai pada akhirnya, disaat kami berdua sudah menyelesaikan pendidikan sarjana kami.. laki laki yang saat itu masih berusia 23 tahun itu pun memberanikan diri untuk mengajak aku menikah, WOW. Berbekal restu orang tua, ia pun melamarku. Usia yang terbilang masih sangat muda khususnya untuk seorang laki laki untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Tidak sedikit juga teman teman yang sempat meragukan, mempertanyakan, atau sekedar komen "kumpulin duit dulu lah baru nikah, ntar anak istri mau makan apa?" Tapi subhanallah, ia tidak gentar dan tetap meluruskan niatnya, memantapkan hatinya untuk menikahiku. Nekat? mungkin.. tapi nekat yang yakin akan kuasa Allah SWT. Yakin bahwa dengan menikah dapat membuat kehidupan lebih barokah, lebih nyaman, dan insyaAllah membuka pintu rezeki yang lebih lebar. 


Dear Apap, 

Terima kasih atas keyakinanmu pada cinta kita
Terima kasih atas keteguhan hatimu untuk kita
Terima kasih atas segala pengorbananmu untuk kebahagiaanku, kebahagiaan kita..

You might not be the most romantic person, but I know you love us beyond words can say..
Your love to us is when you woke up at night to cover us with blanket..
Your love is a kiss when we were sleeping..
Your love is your "ridho" to buy us things that make us happy..
Your love is when you cancel your football practice because we need you more at home..
Your love is when you give the best in you, for us.. 

You might not the perfect husband, perfect father.. but you love us perfectly.. in your own way.. 

Apap, maafkan Amam apabila lupa bersyukur.. 
Ingatkan Amam atas nikmat dan harta paling berharga yaitu Apap, Kenza dan Nafla..
Maafkan Amam apabila terlalu banyak menuntut, padahal Apap lelah mencari rezeki yang halal untuk kami.. 
You are the most honest, trustworthy and wise man I've ever known. 

Until death do us apart, and Jannah reunite us.. 

Happy anniversary Apap.. I love you.. 




No comments:

Post a Comment